Mohon Maaf Kepada Seluruh Pembaca, Karena Kesibukan Admin Blog Ini Jadi Jarang Update. Insyaallah Kedepannya Akan Lebih Sering Update Demi Kelangsungan Dakwah.
________________

Minggu, 29 Agustus 2010

Sebuah Nasihat Untukmu Para Pemuda

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ya akhi wa ukhti fillah. Bagaimana kabar antum ketika sedang membaca tulisan ini? Mudah-mudahan dalam keadaan sehat wal afiat. Namun ada sebuah pertanyaan yang tampaknya lebih penting lagi, yakni bagaimana kondisi hati antum ketika sedang membaca tulisan ini? Adakah masih tunduk kepada Allah dan Rasul? Masihkah istiqomah menapaki jalan mulia yakni dakwah ilallah? Atau justru dalam keadaan sebaliknya, yakni terserang futur, kasal, dan tafrid? Semoga kita semua dijauhkan dari tiga penyakit yang membinasakan itu, amin.

Saudaraku, waktu yang engkau sisihkan untuk membaca tulisan ini semoga dinilai Allah sebagai ibadah. Semoga waktu yang engkau sisihkan ini diridhai Allah, dan ambilah ilmu dan hikmah dari tulisan ini dan amalkanlah apa yang perlu agar engkau dapat mempertanggungjawabkan waktu yang singkat yang engkau sisihkan untuk membaca tulisan ini dihadapan Allah kelak. Tak banyak yang akan ana sampaikan, tapi semoga dapat menyentuh hatimu jika engkau memang sedang membutuhkan sentuhan itu.

Saudaraku, engkau adalah salah satu dari hamba Allah yang beruntung karena masih diberinya umur hingga hari ini untuk bertaubat dan beribadah pada-Nya. Ingat, umur untuk bertaubat dan beribadah pada-Nya. Lihat orang disekeliling kita, lihat teman-teman kita, ada yang sudah mendahului kita, dan kini mungkin mereka sedang berhadapan dengan hamba Allah yang lain bernama munkar dan nankir. Apakah kita juga akan seperti itu? Jawabannya ya. Kapan? Hanya Allah yang tahu, mungkin lima menit lagi, atau satu jam lagi, atau satu hari lagi, atau… entahlah, hanya Allah yang Maha tahu. Sadarkah engkau akan nikmat Allah berupa umur padamu? Maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya sebelum engkau menghadapi maut. Allah SWT berfirman :

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (QS. Ali-Imran : 185)

Manfaatkan bukan dengan melakukan keburukan sepuas-puasnya, tapi dengan lebih dekat kepada Allah. Lakukanlah kebaikan dan berlombalah menjadi hamba yang terbaik. Maukah engkau kalah dari saudaramu yang semangat dalam beribadah itu? Maukah engkau kalah dari saudaramu yang istiqomah dalam berdakwah itu? Jangan lemah! Engkau bisa lebih baik darinya jika engkau menyingkirkan semua kemalasan yang bersarang di hatimu. Sadarilah itu!

Saudaraku, engkau begitu sering mengeluh. Engkau merasa teramat berat menjalani hidup ini. Padahal Allah telah mengkaruniakan kesehatan padamu. Bukankah jasadmu sempurna? Bercerminlah dan lihatlah kasih sayang Allah padamu. Malulah pada Syaikh Ahmad Yassin. Ulama yang mencapai syahid mulia walaupun sehari-harinya harus menggunakan kursi roda karena ia tak mendapat karunia berupa fisik yang baik sebaik yang engkau dapat. Engkau juga teramat manja. Hanya karena sedikit ujian dari Allah berupa sakit yang engkau derita, engkau langsung lemah dan seolah tak mampu apa-apa. Padahal sakit yang engkau derita hanyalah sakit yang ringan. Malulah pada Sa’ad bin Abi Waqqash. Sahabat Rasul saw. yang mulia yang tetap memimpin peperangan meskipun harus menahan sakit karena bisul yang tumbuh disekujur tubuhnya. Dan apakah saat itu pasukan muslimin yang dipimpinnya kalah? Tidak wahai saudaraku. Pada saat itu pasukan jundullah yang dipimpinnya berhasil menggapai kemenangan berkat totalitasnya dalam memimpin dan menjadi panglima perang meskipun dalam kondisi sakit luar biasa. Allah SWT berfirman :

”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (QS. Al-Baqarah : 155)

Ya, itu semua hanya cobaan dan ujian dari Allah padamu. Allah SWT juga berfirman :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al-‘Ankabuut : 2)

Maka janganlah engkau lemah. Janganlah jadikan kesusahan yang menimpamu sebagai alasan untuk segala kemalasanmu. Engkau bisa, hanya saja syaitan menggelayuti hatimu dan membisikkan kebencian ke dalam hatimu. Jangan turuti ia! Bersabarlah dalam menghadapi segala ujian yang menimpamu. Karena Allah memberikan imbalan berupa berkah dan petunjuk bagi orang-orang yang bersabar. Allah SWT berfirman :

”Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah : 157)

Tidak maukah engkau mengejar berkah dari Allah? Tidak maukah engkau mendapat petunjuk Allah? Petunjuk siapakah yang lebih baik dan lebih benar selain petunjuk Allah? Kejarlah itu wahai saudaraku yang sangat kusayangi karena Allah. Kejarlah dengan segenap daya upayamu, karena apalagi gunanya hidup jika tak berkah dan sesat karena tak mendapat petunjuk Allah.

Saudaraku, bukalah hatimu lebih lebar lagi. Lelah sudah rasanya hati ini menahan beban kehidupan. Lelah sudah, teramat lelah. Biarkan hatimu beristirahat, biarkan ia berbaring dan menerima semua kebenaran yang datangnya dari Allah. Sudahlah, lepaskan semua rasa dengki yang menghimpit hatimu. Sesak sudah rasanya. Tapi mengapa engkau masih mempertahankan rasa dengki itu hanya karena gengsi yang dihembuskan syaitan? Ikhlaslah… ikhlaslah dalam beramal. Lupakan semua keburukan orang lain padamu dan lupakan semua kebaikanmu pada orang lain. Haraplah hanya ridho Allah semata. Sungguh tiada kemuliaan hidup jika engkau terus menjadi ahlul hasad seperti ini. Begitu banyak nikmat Allah padamu. Apakah engkau akan menutup mata atas segala nikmat itu? Begitu sombongnya engkau.

Beristighfarlah. Mohon ampunan pada Allah dan bertekadlah untuk menjadi lebih baik lagi. Bertekadlah untuk menjadi lebih kuat dan juga ikhlas. Bertekadlah untuk mencapai derajat hamba yang dicintai Allah karena keimanan, takwa, dan tawakkalnya. Hadirilah majlis ilmu dan berkumpullah dengan orang-orang yang mengingat Allah. Jaga hati dan pandanganmu. Niscaya engkau pasti akan merasakan indahnya hidup… keindahan yang sejati.

Ini hanya sebuah nasihat dari saudaramu untuk dirimu terlebih untuk diri ana sendiri. Tak ada maksud untuk mengusikmu dan menyinggung perasaanmu. Semoga dengan ini menjadi bukti kecintaanku padamu karena Allah SWT. Dan semoga ini semua bernilai ibadah dimata Allah, terlebih untukmu yang telah mau membacanya. Jazakallah khairan katsira. Afwaminkum. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Mahib ats-Tsaqib al-Qeis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Komentar