Mohon Maaf Kepada Seluruh Pembaca, Karena Kesibukan Admin Blog Ini Jadi Jarang Update. Insyaallah Kedepannya Akan Lebih Sering Update Demi Kelangsungan Dakwah.
________________

Jumat, 29 Oktober 2010

Opini: Jadilah Pemuda Harapan Islam

Islam tidak butuh masa tuamu!
Islam butuh masa mudamu, yang penuh gairah, siap berjuang, dan rela berkorban demi Allah!


Setiap tanggal 28 Oktober di Indonesia diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Tanggal ini dianggap bersejarah karena pada tanggal ini di tahun 1928 Masehi, sebuah gebrakan luar biasa dilakukan oleh pemuda-pemudi Indonesia yakni pendeklarasian sumpah pemuda yang berbunyi :

  1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

3 sumpah yang diikrarkan oleh perwakilan pemuda-pemudi dari berbagai persatuan pemuda daerah di seluruh Indonesia ini merupakan suatu pendobrak dinding pembatas yang menjadi penghalang bersatunya bangsa Indonesia. Sumpah ini bagai ombak yang menghapus tulisan di pantai. Ya, ia menghapus perpecahan dan menjadi simbol bersatunya seluruh pemuda Indonesia, seluruh rakyat Indonesia. Sumpah ini juga menggentarkan jiwa-jiwa para kompeni, dan sumpah ini menggelegar menggetarkan hati-hati para pejuang kemerdekaan, membakar semangat persatuan dan membawa perubahan besar menuju babak baru dalam merebut kemerdekaan.

Begitu luar biasanya hingga hari diucapkannya ikrar dalam kongres pemuda di Gedung Kramat 106, Waltervreden (sekarang bernama Jakarta) ini kemudian diperingati sebagai hari bersejarah, dan teks ikrarnya tetap menggema dalam jiwa nasionalis rakyat Indonesia hingga hari ini. Tampaknya benarlah ungkapan terkenal dari Bung Karno yang mengatakan, “Beri aku seratus orang tua, maka akan kupindahkan semeru. Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia!” Mengapa Bung Karno berkata seperti itu? Karena beliau memandang pemuda memang punya energi luar biasa yang mampu menjungkirbalikkan dunia, mewujudkan mimpi-mimpi, karena pemuda adalah semangat yang harusnya sanggup mewujudkan perubahan dengan kondisinya yang dalam periode keemasan.

Tak hanya dalam semangat nasionalis, dalam Islampun peran pemuda sangatlah dipandang penting. Ungkapan yang saya kutip diawal tadi membawa kita berpikir bahwa demikian berharganya masa muda bagi Islam, hingga dikatakan Islam ‘butuh’ masa muda kita sebagai pemeluknya. Pada dasarnya agama ini tidak pernah membutuhkan siapapun karena Allah-lah yang menjaga keagungan Diin ini. Namun diungkapkan demikian agar kita terprovokasi untuk menyerahkan masa muda kita kepada Diin ini, untuk mengawal kemuliaannya, menjaga kejayaannya, dan mempertahankan kemenangannya. Islam sangat menaruh perhatian pada pemuda. Betapa banyak kisah kemenangan Islam berasal dari pasukan-pasukan yang dipimpin oleh pemuda, lihat saja Muhammad al-Fatih; Shalahuddin al-Ayubi. Banyak shahabat Rasulullah saw. yang juga berasal dari kalangan pemuda, lihatlah Ali bin Abi Thalib; Sa’ad bin Abi Waqqash; Umar bin Abdul Aziz; dan banyak lagi. Lebih dari itu, pemuda saat ini ditempatkan sebagai pilar kebangkitan Islam. Betapa berat amanah menjadi pemuda, namun mengapa kita sebagai pemuda masih bermalas-malasan? Padahal amanah ini nantinya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Ya, Allah akan menanyakan kemana masa muda ini kita habiskan, sebagaimana hadits :

Abdullah bin Mas’ud ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmidzi)

Demikian besarnya karunia Allah berupa ‘masa muda’ ini, hingga harus disampaikan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban)-nya dihadapan Allah kelak di yaumil akhir. Sekarang pertanyakanlah diri anda, apa yang sudah anda lakukan di masa muda anda? Apakah dimanfaatkan untuk memenuhi ‘kebutuhan’ Islam? Atau hanya bermain-main dan memuaskan hawa nafsu semata?

Pertanyaan diatas memang tampak sepele, dan mungkin andapun malas untuk menjawabnya. Namun ternyata pertanyaan itu begitu penting untuk mencari tahu sejauh apa anda manfaatkan nikmat luar biasa dari Allah itu. Biarkan kata hati yang menjawab, dan anda akan mengetahui seberapa meruginya anda karena telah membuang masa muda anda dengan sia-sia. Belajarlah dari para pemuda yang hadir di Kongres Pemuda 82 tahun yang lalu. Betapa mereka memanfaatkan masa muda mereka untuk melakukan hal yang luar biasa bagi bangsa ini. Bahkan sebagian kalangan berpendapat bahwa sumpah pemuda adalah bukti otentik telah lahirnya bangsa Indonesia. Amalan merekapun dikenang hingga hari ini, dan menjadi pelajaran yang amat berharga bagi seluruh rakyat lintas generasi. Mereka mampu menggebrak zaman dengan inovasi mereka, mengapa kita tidak bisa. Apa bedanya mereka dengan kita? Mereka pada saat itu adalah pemuda, kitapun pada saat ini adalah pemuda. Indonesia pada saat itu dalam kondisi berpecah-belah, apa bedanya dengan kondisi Islam hari ini? Jika dulu mereka bisa mempersatukan bangsa Indonesia yang kemudian menjadi kunci utama kemerdekaan Negara ini, mengapa kita tidak mampu mempersatukan ummat yang akan menjadi kunci utama kebangkitan Diin mulia ini?

Yang saya sampaikan diatas adalah beberapa bahan pertimbangan bagi kita semua. Betapa gerakan pemuda sangat didambakan Islam saat ini. Bukan gerakan yang hanya mementingkan firqah-nya masing-masing lalu menyalahkan yang lainnya. Namun bagaimana ada satu gerakan yang sinergis dalam berjalan meraih izzatul Islam (kejayaan Islam). Betapa banyaknya pemuda Islam yang meng-azzam-kan dirinya untuk berpartisipasi dalam meraih izzah, namun mereka tak mampu bersatu. Lebih parahnya ternyata jauh lebih banyak pemuda Islam yang larut dalam hedonisme kehidupan dunia. Acuh terhadap agamanya seolah tak ada tanggung jawab baginya untuk menegakkan agama ini. Hai pemuda! Kukatakan padamu, jika kau tak ingin berperan menegakkan agama ini, maka jadilah satu diantara penggugur kewajiban itu! Apakah hilang akal? Atau kembali menjadi anak ingusan? Atau murtad sekalian? Karena Islam tak butuh orang sepertimu!

Kata-kata saya diatas bukan karena amarah, namun karena seperti itu memang lebih baik, daripada kita hanya menjadi pencemar nama Islam. Jika tak ingin menjadi seperti itu, maka berperanlah untuk Islam. Jadikan slogan ‘pemuda sebagai pilar kebangkitan Islam’ tak hanya sekedar impian, namun menjadi kenyataan. Karena memang pemuda memiliki kemampuan untuk itu. Rambut yang hitam lebat, fisik yang masih kuat, nalar yang masih ingat, mata yang masih tajam melihat, punggung yang masih tegap, akan menjadi sia-sia jika hanya digunakan untuk maksiat dan pemuasan syahwat. Semua nikmat ini harus kita manfaatkan. Datangilah majlis-majlis ilmu, bergabunglah dalam harokah, dan berikan sumbangsih terbaikmu untuk Diin ini. Karena sekali lagi, Islam tak butuh masa tuamu! Tapi Islam butuh masa mudamu, yang penuh gairah, siap berjuang, rela berkorban demi Allah. ALLAHUAKBAR!!!

28 Oktober 2010 M/21 Dzulqa'idah 1431 H

Artikel oleh : ~M.T.Q~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Komentar