Mohon Maaf Kepada Seluruh Pembaca, Karena Kesibukan Admin Blog Ini Jadi Jarang Update. Insyaallah Kedepannya Akan Lebih Sering Update Demi Kelangsungan Dakwah.
________________

Kamis, 07 Oktober 2010

Innama'al 'Usri Yusraa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Suatu hari saya mengendarai motor dan tancap gas ke tempat tujuan. Berharap cepat sampai, ternyata rezeki saya hari itu adalah terjebak dalam kemacetan yang tak berkesudahan (agak berlebihan, hehe). Yaah, kecewa juga saya melihat antrian panjang berderet sepanjang jalan. Saya sudah berpikir bahwa saya akan terlambat sangat banyak sampai tempat tujuan nanti.

Sepertinya matahari pada hari itu moodnya mungkin sedang bagus, karena panasnya sangat terik. Tak ada angin yang berhembus, ooh sudahlah, terasa mendidih sampai ke pori-pori. Keringat mulai bercucuran, ditambah lagi saya mengenakan jaket, tujuannya sih supaya tak kena sinar matahari langsung, tapi malah beralih fungsi jadi alat SPA gratis. Panas-panas begitu paling enak ya... mengkhayal. Membayangkan segelas air putih dingin yang menyegarkan. Dari air putih, mulai berkembang jadi minuman lain. Es sirup lah, cendol lah, es campur lah, dan banyak lagi. Waah segarnya... sedikit hiburan dikala mengantri. hehe.

Dikala mengkhayal, tiba-tiba terbersit dipikiran saya untuk menganalogikan hidup ibarat perjalanan yang sedang saya tempuh. Ya, hidup pun terkadang mengalami ke-macet-an. Tak mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Banyak kesulitan yang menanti sepanjang perjalanan kita menuju tempat tujuan. hmm, bicara kesulitan saya jadi teringat ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa innama'al usri yusraa (sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan). Ya, saya jadi kepikiran sebenarnya memang ada kemudahan setiap kali kita menghadapi kesulitan, namun seringkali kita tak memanfaatkan itu.

Kemudahan, menurut saya kemampuan kita dalam menyederhanakan pemikiran kita mengenai permasalahan yang sedang kita hadapi pun adalah salah satu bentuk kemudahan. Seperti reaksi orang-orang yang berbeda-beda dalam menghadapi macet di jalanan. Orang yang mengendarai mobil di sebelah kanan depan saya adalah tipikal orang yang tak menyadari kemudahan itu. Entah sudah berapa kali sejak tadi ia marah-marah dan memaksa mobilnya meraung-raung dan berteriak-teriak dengan klakson. Saya jadi berpikir, kalau kita bersikap seperti itu apa keuntungan yang akan kita dapat? (Mulai berpikir materialistis dengan mencari keuntungan, hehe) Yang ada hanya membuat capek urat syaraf, membuat suasana semakin tak enak, penumpangpun ikut-ikut jadi tak nyaman, polusi suara, waaah banyak mudharatnya pokoknya. Padahal dengan marahpun tak merubah kondisi. Mobilnya tak secara ajaib menghilang dan muncul di luar kemacetan, hehehe.

Ketika kemacetan sudah berangsur sedikit maju, saya bersebelahan dengan mobil lain yang saya pikir pengemudinya mampu memanfaatkan kemudahan itu. Ia tampak asyik bernyanyi sambil sedikit mengangguk-anggukkan kepala dan tangannya memukul-mukul steer mobil seolah itu adalah gendang. Di telinganya tampak headset menempel, mungkin ia sedang mendengarkan berita, eh musik maksudnya, hehehe. Senang juga melihatnya. Yaah, ia menikmati kesulitan yang sedang ia hadapi dan sesungguhnya itulah suatu kemudahan baginya. Bukankah kemacetan juga ada hikmahnya. Seringkali kita tak memperhatikan aktivitas warga sepanjang jalan, kalau tak ada macet kita tak akan bisa belajar dari mereka. Kita tak akan belajar bagaimana perjuangan para pengamen yang memanfaatkan moment macet untuk mengais penghasilan lebih. Bagaimana perjuangan pedagang asongan yang juga punya harapan yang sama dengan si pengamen tadi. Ya, banyak orang yang berharap mendapat keuntungan dengan memanfaatkan kesulitan yang kita hadapi, tapi itu adalah kesempatan kita belajar dan mungkin kesulitan kita adalah kemudahan yang datang dari Allah untuk mereka.

Pada dasarnya, kemudahan itu tergantung bagaimana kita mengatur mindset dalam memandang sebuah problem. Kita sering menganggap masalah itu besar. Ingat kata-kata saya, 'menganggap'. Artinya itu adalah anggapan kita. Sering karena kita lemah, berpikiran buruk, curiga berlebihan, khawatir, dan lain hal sebagainya yang menandakan kelemahan kita maka kita membesar-besarkan masalah yang sebenarnya hanya masalah kecil atau bahkan sebenarnya tidak ada masalah sama sekali.

Masalah, apa itu masalah?
Masalah adalah problem yang disebabkan adanya benturan atau ketidak sesuaian antara apa yang kita inginkan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Solusi adalah jalan tengah antara keduanya, maka carilah jalan itu. Untuk mencari jalan tentu kita tak boleh menutup mata. Bukalah mata kita dengan cara menyikapi suatu permasalahan dengan benar. Ketika kita menyikapi dengan benar, maka disitulah kemudahan akan datang dan kita akan keluar dari masalah yang sedang kita hadapi.

Solusi tak harus muncul seketika itu. Seringkali kita harus bersabar mencari dimana letak solusi. Sebagaimana macet di jalanan tadi juga. Saya selaku pengendara motor pasti akan mencari celah di antara mobil-mobil untuk bisa terus maju keluar dari kemacetan, tapi bukankah celah itu tak terus ada di depan mata saya? Terkadang saya juga terpaksa harus ikut mengantre karena tak ada celah yang bisa saya telusupi. Itu karena kondisi saya yang mengendarai sepeda motor, sehingga lebih banyak celah-celah kecil yang bisa saya lalui. Namun bagaimana kondisinya dengan pengendara mobil? Tentu celah yang bisa dilalui sepeda motor belum tentu bisa pula ia lewati. Dengan ukuran mobil yang jauh lebih lebar, ia tentu membutuhkan celah lebih besar pula untuk bisa lewat. Maka itu, ia terpaksa harus menunggu antrian itu berangsur-angsur maju karena hanya itu cara satu-satunya agar ia bisa keluar dari kemacetan.

Begitulah hidup. Semakin kecil suatu masalah, semakin banyak celah solusi yang bisa kita cari. Namun jika masalah itu besar, maka semakin sulit kita mencari solusi. Namun itu semua memiliki satu kunci yang bisa membawa kita pada kemudahan, yakni kesabaran. Karena yakinlah bahwa Allah SWT tak memberi masalah pada kita tanpa telah disiapkannya jalan keluar untuk kita.

wallahua'lam bishshowab.
afwaminkum wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


~M.T.Q~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Komentar